Selasa, 23 Agustus 2011

Mufti Haji Jamaluddin Al-Banjari





Salah satu keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang mencapai maqam kewalian adalah Mufti Jamaluddin Al-Banjari,beliau dilahirkan dari seorang ibu keturunan cina yang bernama Go Hwat Nio atau sering dipanggil Tuan Guwat putri dari Kapten kodok dan beliau memeluk islam dihadapan Syekh Muhammad Arsyad sendiri,dari istri nya tersebut beliau mempunyai anak 6 orang,masa kecilnya penuh berlimpahan ilmu dari orang tuanya sendiri,dan mendapatkan pendidikan agama islam secara mendalam dari Datu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,hingga beliau sangat alim dan diangkat oleh kerajaan Banjar yang menjadi seorang Mufti,yang mana untuk mencapai hal tersebut seseorang harus diakui keluasan ilmunya.beliau 6 bersaudara kandung dari ibunya yaitu :


1. Asiah
2. Khalifah H.Hasanuddin
3. Khalifah H.Zainuddin
4. Raihanah
5. Hafsah
6. Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari
Mufti H.Jamaluddin mulanya kawin dengan seorang perempuan sholehah bernama Bulan di Pakauman dan dikarunia 7 orang anak,kemudian menikah lagi di Bakumpai Marabahan dan mendapatkan putra yaitu Syekh Abdus Shamad Bakumpai Al-Banjari yang nantinya menjadi seorang Qadhi dan terkenal akan kewaliannya, kemudian menikah lagi di Nagara mendapatkan 5 orang anak, lalu menikah lagi dengan Aisyah di Wasah dan Nurifah di Amuntai namun dari keduanya tidak mempunyai keturunan.
Selain sebagai Mufti dikerajaan Banjar,beliau juga giat mengajar baik dari kalangan awam maupun kalangan istana, diantara murid beliau adalah sultan Adam Al-watsiq Billah dan Pangeran Nata, Mufti H.Jamaluddin paling besar pengaruhnya pada masa pemerintahan Sultan Adam (1825-1857 M), beberapa peneliti sejarah berpendapat bahwa Undang Undang Sultan Adam (1251 H/1835 M)adalah banyak dipengaruhi pendapat dan pandangan dari Mufti H.Jamaluddin, sebagai bukti pada pasal 31 terdapat namanya, seperti tertulis berikut "Sekalian kepala kepala jangan ada yang menyalahi pitua Haji Jamaluddin ini,namun orang lain yang menyalahi apabila ikam tiada kawa manangat lakas lakas ikam bapadah kayah aku."pasal ini tertulis sangat panjang. menurut catatan Abdurrahman SH, Mantan Hakim Agung Indonesia ia menyimpulkan pasal 31 tersebut bahwa "tentang tata pemerintahan hanyalah bagian pertama saja, sedangkan bagian akhir adalah mengenai nazar,tetapi yang penting disini adalah suatu hal yang luar biasa bagi seorang ulama kalau fatwanya dimasukkan kedalam salah satu pasal dari pada undang undang kerajaan ,sehingga mempunyai otoritas tersendiri sebagai hukum negara suatu hal yang jarang terjadi dimana mana".
selain hal diatas beliau adalah juru damai perselisihan dikeluarga kerajaan Banjar dan pemegang "Surat Wasiat Sultan Adam", pada desember 1855 Sultan Adam menulis surat wasiat yang kandungannya mengatakan bahwa pengganti beliau yang menjadi Sultan di kerajaan banjar adalah pangeran Hidayatullah, kepada putranya yaitu Pangeran Prabu Anom dan cucunya pangeran Tamjidillah diancam hukuman mati apabila menghalangi surat wasiat itu,dan yang memegang surat wasiat itu adalah Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari.
Karya Mufti H.Jamaluddin yang paling terkenal diseluruh dunia melayu ialah "Perukunan Jamaluddin",pada semua cetakan Perukunan Jamaluddin dapat dipastikan bahwa kitab tersebut memang karya beliau,pada data awal perukunan yang dinisbahkan sebagai karya Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari  yang dicetak oleh Mathba'ah al-Miriyah al-Kainah Mekkah 1315 H/1897 M pada kulit depan tertulis "Ini kitab yang bernama Perukunan karangan Asy-Syekh Al-'Alim Mufti H.Jamaluddin ibnu Almarhum Al-Alim Al-Fadhil asy-Syekh Muhammad Arsyad Mufti Banjari" Karya Mufti H.Jamaluddin al-Banjari lainnya adalah kitab Bulugh Al-Maram fi Takhalluf Al-Muafiq fi Al-Qiyam (1247 H/1831 M).
Al-'Alim Al-Allama Mufti Haji Jamaluddin putra Syekh muhammad Arsyad Al-Banjari wafat di Martapura dan dimakam kan di desa Kalampayan didalam kubah sang ayah pada baris keenam.Wallahu A'lam mudah mudahan amal ibadah beliau diterima disisi Allah dan kita semua bisa mengikuti akhlak beliau dan bisa berkumpul dengan orang orang sholeh di akhirat nanti ..amiiin Ya Robbal Alamin..salah khilaf alfaqir mohon maaf sebesar besarnya wabillahi taufik wal hidayah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber : -Ulama berpengaruh Kalimantan selatan
              -Mufti Jamaluddin al-Banjari ahli Undang Undang Kerajaan Banjar
              -Wan Mohd.Abdullah Shagir

Tulisan diambil di Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Legenda Datu Magat Harung Tanjung

Seperti yang sudah kita bicarakan beberapa waktu lalu,untuk penambah pengetahuan kita tentang kisah para Datu dan Ulama Kalimantan maka kali ini saya menuliskan kisah tentang seorang Datu dari Kabupaten Tabalong Tanjung,al kisah pada zaman dahulu kala didesa Harung tinggallah seorang Datu yang bernama Magat bersama keluarganya,beliau tinggal bersama istri dan adiknya,istri beliau sangat cantik rupawan bernama Diang Sasar sedangkan adik beliau bernama Diang wangi dan bergelar Diang Dadukun,Datu Magat ini terkenal karena kesaktiannya,kehidupan beliau sehari hari adalah bertani dan beliau sangat ahli dalam pertanian ini dan mempunyai perladangan yang sangat luas.
Pada suatu ketika datu magat mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi keluarganya,betapa tidak adiknya si Diang Wangi hamil tanpa bersuami,Datu sangat gelisah dan marah atas kejadian ini,maka berkatalah ia dengan adiknya si Diang Wangi.
''Kejadian ini sangat memalukan keluarga kita,karena kehamilanmu tanpa suami,katakan !..siapa laki laki yang telah menghamilimu Diang ?..
"aku tidak dapat mengatakan siapa laki laki itu kakak,karena ia datang pada malam hari lalu meniduriku tanpa aku dapat melawan dan setelah selesai ia langsung pergi pada malam itu juga" sahut Diang Wangi.
"aduh...ini sangat memalukan !' kata Datu Magat,ia termenung sambil terus berpikir,akhirnya datu mendapat akal tak lama setelah itu Datu pergi mencari rumpun bamban sebanyak banyaknya,setelah terkumpul rumpun bamban itu beliau bikin menjadi tali yang sangat panjang dan siap digunakan untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya.pada malam berikutnya datanglah laki laki yang sudah menghamili adiknya tersebut dan bermaksud untuk meniduri diang wangi kembali,orang tersebut tidak memakai pakaian kecuali cawat yang terbuat dari kulit kayu,setelah selesai orang tersebut  bergegas meninggalkan kamar Diang wangi tanpa menyadari bahwa dalam kegelapan Diang Wangi telah mengikatkan tali tersebut ke cawat laki laki yang terbuat dari kulit kayu tersebut.
besok harinya Datu magat memeriksa tali yang digunakannya untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya itu dan terlihat bahwa gulungan tali tersebut sudah hampir habis,segera Datu magat mengikuti tali tersebut,setelah keluar rumah tali tersebut menuju pohon yang sangat besar dan berlubang terus masuk kedalam lubang sampai kedalam balambika atau busut jantan cara berjalannya pun berbelok belok sampai akhirnya datu bertemu dengan laki laki tersebut yang sedang tertidur dibawah pohon belimbing.
"kalau kubunuh ia waktu tidur,aku pengecut,bukan laki laki,lebih baik kubangunkan dia,lebih baik sama sama siaga sama sama membuka dada" ujar Datu magat dalam hati,lalu Datu membangunkan orang itu tapi tidak juga mau bangun,akhirnya Datu Magat mendapatkan akal,diikatkannya bulu kaki Datu dan bulu kaki orang itu,setelah dirasa cukup kuat Datu lalu menyentakkan kakinya kuat kuat,karena sentakan itu laki laki itu akhirnya terbangun,begitu dilihat ada Datu Magat dihadapannya ia langsung bersimpuh dan memanggil "oh..kakak."ujarnya,"kamu jangan mudah memanggilku kakak,kamu sudah mencoreng arang dimukaku,membuatku malu,mengapa engkau melakukan perbuatan keji itu sehingga adikku hamil padahal ia belum menjadi istrimu ?"kata Datu Magat dengan marahnya.
"aku wahai kakak ku banyak banyak minta ampun,aku menyesal,seandainya sekarang kakak mau membunuhku aku tidak akan melawan "jawab laki laki itu.
melihat hal yang demikian Datu Magat akhirnya tak sampai hati membunuh laki laki itu karena ia sudah terus terang mengakui kesalahannya dan bersedia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,"ulun (saya bahasa banjar) berjanji akan membantu dan membalas budi kakak apabila dikemudian hari kakak memerlukan pertolongan ulun,maka panggillah nama ulun" katanya.setelah kejadian itu maka dikawinkanlah Diang Wangi dan laki laki itu,selanjutnya suasana tenang dan damai meliputi keluarga Datu Magat.
Putus cerita Datu Magat tersebutlah cerita sebuah kerajaan yang terletak dikampung Paramain sekarang,nama rajanya adalah Lambu Garang dan istrinya bernama Singkap Siang,Raja Lambu Garang ini sangat terkenal karena ka zhalimannya dan sangat kejam,segala hasil pertanian harus dibagi dua walaupun tanah garapannya milik petani itu sendiri.
pada suatu hari Raja Lambu Garang berburu bersama para pengawalnya,sampai dihutan ia berputar utar mencari binatang buruan,namun saking asiknya tanpa ia sadari ia tersesat sampai kekebun Datu Magat,didalam kebun Datu Magat ini tumbuh bermacam macam pohon buah buahan,ada pohon durian,cempedak,rambutan,langsat(duku)dan buah buahan lain (disebut kebun buah Harung),dan dikebun inilah dia bertemu dengan istri Datu Magat yang berparas cantik tiada bandingnya,alhasil akhirnya Raja Lambu garang langsung jatuh hati,meski ia sudah mempunyai lebih dari 40 orang istri dan banyak lagi gundik,namun Lambu Garang tidak berani mengambil secara terang terangan,akhirnya dicarinya akal ,singkat kisah diangkatlah Datu Magat sebagai Patih Kerajaan,setelah sekian lama Datu Magat diangkat menjadi patih,maka makin dekatlah hubungan keduanya dan raja sudah berkenalan dengan keluarga Datu,karena kedekatan mereka maka raja beranggapan sudah saatnya untuk mengambil isteri Datu magat yang bernama Diang Sasar,oleh karena itu raja memerintahkan diadakan keramaian.seluruh rakyat diundang,segala macam permainan diadakan ,pestanya berlangsung meriah sekali,ditengah keramaian itulah raja mengatur siasat untuk menjauhkan Datu Magat dari isterinya si Diang Sasa,raja kemudian mengatakan dengan Datu bahwa ia sangat menginginkan meminum madu dan mengajak datu untuk mencari madu lebah dihutan.setibanya dihutan akhirnya mereka menemukan sarang lebah diatas pohon kusi yang sangat besar,orang tidak akan dapat menaiki kecuali dengan lantak (sejenis tangga)karena besar dan tingginya pohon tersebut.dengan cekatan Datu Magat menaiki pohon kusi  dengan menggunakan lantak untuk mengumpulkan sarang lebah tersebut,namun ketika Datu Magat berada diatas pohon itu saat itu lah raja menjalankan muslihatnya dengan memotong lantak tersebut padahal hanya dengan lantak itulah Datu Magat bisa naik dan menuruni pohon itu,dengan memotong lantak itu raja berharap Datu Magat tidak akan dapat turun dan mati kelaparan diatas pohon itu,sekian lama Datu Magat termenung diatas pohon kusi,tiba tiba Datu teringat pesan adik iparnya kalau dalam kesulitan untuk memanggil dirinya,dalam sekali panggil datanglah iparnya itu dan membantu Datu Magat menuruni pohon besar dan tinggi tersebut.
"ini penghianatan raja kepada kakanda dan raja menghendaki kematian kakanda "ujar iparnya tersebut,kemudian mereka berdua berjalan memasuki sebuah hutan yang bernama hutan Balabar,didalam hutan ini iparnya meminta Datu Magat untuk mengambil buah limpasu sebanyak 3 biji dan menyuruhnya menyimpan didalam kantong celananya,iparnya berpesan apabila sudah tiba ditempat keramaian agar melempar buah limpasu itu dan apabila terdengar bunyi ledakan agarsegera menjauhi tempat itu karena tempat itu telah dihancurkan,ketika tiba ditempat keramaian itu datu Magat segera melemparkan buah limpasu tersebut,lemparan pertama dan kedua tidak menimbulkan ledakan,baru pada lemparan ketiga terdengarlah ledakan yang sanagat dan mengoncang bumi,Datu Magat segera pergi dari tempat itu karena kerajaan beserta seluruh penghuni termasuk isteri Datu Magat si Diang Sasar telah tewas,stelah kejadian itu Datu Magat berpisah dengan adik iparnya.
Sejak saat itu Datu Magat tinggal bersama adiknya yang tengah mengandung,satu ketika Datu Magat megutarakan keinginannya untuk menikah lagi,setelah disetujui oleh adiknya akhirnya Datu Magat menikah dengan Puteri Raja Kait yang kecatikannya melebihi Diang Sasar,sebelum pergi adik iparnya berpesan apabila istrinya nanti melahirkan supaya diberi nama Arya Tadung Wani,setelah tiba saatnya melahirkan ternyata adik Datu Magat melahirkan seorang anak laki laki dan dilehernya terdapat sisik seperti sisik ular,maka sesuai pesan adik iparnya anak itu diberi nama Arya Tadung Wani (dari Arya Tadung Wani inilah cikal bakal orang Kandangan Hulu Sungai Selatan).
Diakhir hidupnya Datu Magat berpesan kalau beliau meninggal agar dikebumikan di dalam kebun beliau yaitu didalam kebun beliau di kampung Harung,dan sampai sekarang masih terdapat makam Datu Magat dikampung Harung Kabupaten Tabalong Tanjung dan beliau kerap juga disebut orang Datu Harung,wallahu a'lam.
cukup sekian kisah dari alfaqir salah khilaf kalau ada kekurangan mohon di maafkan akhirul qalam assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sumber : Datu Datu Terkenal

Tulisan diambil dari Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Legenda Datu Magat Harung Tanjung

Seperti yang sudah kita bicarakan beberapa waktu lalu,untuk penambah pengetahuan kita tentang kisah para Datu dan Ulama Kalimantan maka kali ini saya menuliskan kisah tentang seorang Datu dari Kabupaten Tabalong Tanjung,al kisah pada zaman dahulu kala didesa Harung tinggallah seorang Datu yang bernama Magat bersama keluarganya,beliau tinggal bersama istri dan adiknya,istri beliau sangat cantik rupawan bernama Diang Sasar sedangkan adik beliau bernama Diang wangi dan bergelar Diang Dadukun,Datu Magat ini terkenal karena kesaktiannya,kehidupan beliau sehari hari adalah bertani dan beliau sangat ahli dalam pertanian ini dan mempunyai perladangan yang sangat luas.
Pada suatu ketika datu magat mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi keluarganya,betapa tidak adiknya si Diang Wangi hamil tanpa bersuami,Datu sangat gelisah dan marah atas kejadian ini,maka berkatalah ia dengan adiknya si Diang Wangi.
''Kejadian ini sangat memalukan keluarga kita,karena kehamilanmu tanpa suami,katakan !..siapa laki laki yang telah menghamilimu Diang ?..
"aku tidak dapat mengatakan siapa laki laki itu kakak,karena ia datang pada malam hari lalu meniduriku tanpa aku dapat melawan dan setelah selesai ia langsung pergi pada malam itu juga" sahut Diang Wangi.
"aduh...ini sangat memalukan !' kata Datu Magat,ia termenung sambil terus berpikir,akhirnya datu mendapat akal tak lama setelah itu Datu pergi mencari rumpun bamban sebanyak banyaknya,setelah terkumpul rumpun bamban itu beliau bikin menjadi tali yang sangat panjang dan siap digunakan untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya.pada malam berikutnya datanglah laki laki yang sudah menghamili adiknya tersebut dan bermaksud untuk meniduri diang wangi kembali,orang tersebut tidak memakai pakaian kecuali cawat yang terbuat dari kulit kayu,setelah selesai orang tersebut  bergegas meninggalkan kamar Diang wangi tanpa menyadari bahwa dalam kegelapan Diang Wangi telah mengikatkan tali tersebut ke cawat laki laki yang terbuat dari kulit kayu tersebut.
besok harinya Datu magat memeriksa tali yang digunakannya untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya itu dan terlihat bahwa gulungan tali tersebut sudah hampir habis,segera Datu magat mengikuti tali tersebut,setelah keluar rumah tali tersebut menuju pohon yang sangat besar dan berlubang terus masuk kedalam lubang sampai kedalam balambika atau busut jantan cara berjalannya pun berbelok belok sampai akhirnya datu bertemu dengan laki laki tersebut yang sedang tertidur dibawah pohon belimbing.
"kalau kubunuh ia waktu tidur,aku pengecut,bukan laki laki,lebih baik kubangunkan dia,lebih baik sama sama siaga sama sama membuka dada" ujar Datu magat dalam hati,lalu Datu membangunkan orang itu tapi tidak juga mau bangun,akhirnya Datu Magat mendapatkan akal,diikatkannya bulu kaki Datu dan bulu kaki orang itu,setelah dirasa cukup kuat Datu lalu menyentakkan kakinya kuat kuat,karena sentakan itu laki laki itu akhirnya terbangun,begitu dilihat ada Datu Magat dihadapannya ia langsung bersimpuh dan memanggil "oh..kakak."ujarnya,"kamu jangan mudah memanggilku kakak,kamu sudah mencoreng arang dimukaku,membuatku malu,mengapa engkau melakukan perbuatan keji itu sehingga adikku hamil padahal ia belum menjadi istrimu ?"kata Datu Magat dengan marahnya.
"aku wahai kakak ku banyak banyak minta ampun,aku menyesal,seandainya sekarang kakak mau membunuhku aku tidak akan melawan "jawab laki laki itu.
melihat hal yang demikian Datu Magat akhirnya tak sampai hati membunuh laki laki itu karena ia sudah terus terang mengakui kesalahannya dan bersedia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,"ulun (saya bahasa banjar) berjanji akan membantu dan membalas budi kakak apabila dikemudian hari kakak memerlukan pertolongan ulun,maka panggillah nama ulun" katanya.setelah kejadian itu maka dikawinkanlah Diang Wangi dan laki laki itu,selanjutnya suasana tenang dan damai meliputi keluarga Datu Magat.
Putus cerita Datu Magat tersebutlah cerita sebuah kerajaan yang terletak dikampung Paramain sekarang,nama rajanya adalah Lambu Garang dan istrinya bernama Singkap Siang,Raja Lambu Garang ini sangat terkenal karena ka zhalimannya dan sangat kejam,segala hasil pertanian harus dibagi dua walaupun tanah garapannya milik petani itu sendiri.
pada suatu hari Raja Lambu Garang berburu bersama para pengawalnya,sampai dihutan ia berputar utar mencari binatang buruan,namun saking asiknya tanpa ia sadari ia tersesat sampai kekebun Datu Magat,didalam kebun Datu Magat ini tumbuh bermacam macam pohon buah buahan,ada pohon durian,cempedak,rambutan,langsat(duku)dan buah buahan lain (disebut kebun buah Harung),dan dikebun inilah dia bertemu dengan istri Datu Magat yang berparas cantik tiada bandingnya,alhasil akhirnya Raja Lambu garang langsung jatuh hati,meski ia sudah mempunyai lebih dari 40 orang istri dan banyak lagi gundik,namun Lambu Garang tidak berani mengambil secara terang terangan,akhirnya dicarinya akal ,singkat kisah diangkatlah Datu Magat sebagai Patih Kerajaan,setelah sekian lama Datu Magat diangkat menjadi patih,maka makin dekatlah hubungan keduanya dan raja sudah berkenalan dengan keluarga Datu,karena kedekatan mereka maka raja beranggapan sudah saatnya untuk mengambil isteri Datu magat yang bernama Diang Sasar,oleh karena itu raja memerintahkan diadakan keramaian.seluruh rakyat diundang,segala macam permainan diadakan ,pestanya berlangsung meriah sekali,ditengah keramaian itulah raja mengatur siasat untuk menjauhkan Datu Magat dari isterinya si Diang Sasa,raja kemudian mengatakan dengan Datu bahwa ia sangat menginginkan meminum madu dan mengajak datu untuk mencari madu lebah dihutan.setibanya dihutan akhirnya mereka menemukan sarang lebah diatas pohon kusi yang sangat besar,orang tidak akan dapat menaiki kecuali dengan lantak (sejenis tangga)karena besar dan tingginya pohon tersebut.dengan cekatan Datu Magat menaiki pohon kusi  dengan menggunakan lantak untuk mengumpulkan sarang lebah tersebut,namun ketika Datu Magat berada diatas pohon itu saat itu lah raja menjalankan muslihatnya dengan memotong lantak tersebut padahal hanya dengan lantak itulah Datu Magat bisa naik dan menuruni pohon itu,dengan memotong lantak itu raja berharap Datu Magat tidak akan dapat turun dan mati kelaparan diatas pohon itu,sekian lama Datu Magat termenung diatas pohon kusi,tiba tiba Datu teringat pesan adik iparnya kalau dalam kesulitan untuk memanggil dirinya,dalam sekali panggil datanglah iparnya itu dan membantu Datu Magat menuruni pohon besar dan tinggi tersebut.
"ini penghianatan raja kepada kakanda dan raja menghendaki kematian kakanda "ujar iparnya tersebut,kemudian mereka berdua berjalan memasuki sebuah hutan yang bernama hutan Balabar,didalam hutan ini iparnya meminta Datu Magat untuk mengambil buah limpasu sebanyak 3 biji dan menyuruhnya menyimpan didalam kantong celananya,iparnya berpesan apabila sudah tiba ditempat keramaian agar melempar buah limpasu itu dan apabila terdengar bunyi ledakan agarsegera menjauhi tempat itu karena tempat itu telah dihancurkan,ketika tiba ditempat keramaian itu datu Magat segera melemparkan buah limpasu tersebut,lemparan pertama dan kedua tidak menimbulkan ledakan,baru pada lemparan ketiga terdengarlah ledakan yang sanagat dan mengoncang bumi,Datu Magat segera pergi dari tempat itu karena kerajaan beserta seluruh penghuni termasuk isteri Datu Magat si Diang Sasar telah tewas,stelah kejadian itu Datu Magat berpisah dengan adik iparnya.
Sejak saat itu Datu Magat tinggal bersama adiknya yang tengah mengandung,satu ketika Datu Magat megutarakan keinginannya untuk menikah lagi,setelah disetujui oleh adiknya akhirnya Datu Magat menikah dengan Puteri Raja Kait yang kecatikannya melebihi Diang Sasar,sebelum pergi adik iparnya berpesan apabila istrinya nanti melahirkan supaya diberi nama Arya Tadung Wani,setelah tiba saatnya melahirkan ternyata adik Datu Magat melahirkan seorang anak laki laki dan dilehernya terdapat sisik seperti sisik ular,maka sesuai pesan adik iparnya anak itu diberi nama Arya Tadung Wani (dari Arya Tadung Wani inilah cikal bakal orang Kandangan Hulu Sungai Selatan).
Diakhir hidupnya Datu Magat berpesan kalau beliau meninggal agar dikebumikan di dalam kebun beliau yaitu didalam kebun beliau di kampung Harung,dan sampai sekarang masih terdapat makam Datu Magat dikampung Harung Kabupaten Tabalong Tanjung dan beliau kerap juga disebut orang Datu Harung,wallahu a'lam.
cukup sekian kisah dari alfaqir salah khilaf kalau ada kekurangan mohon di maafkan akhirul qalam assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sumber : Datu Datu Terkenal

Tulisan diambil dari Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Riwayat Habib Ibrahim Al-Habsy Negara

Dari sekian banyak keturunan Rasulullah yang mulia yang berdakwah mengajak manusia kepada kebenaran dialam ini salah satunya adalah Habib Ibrahim Al-Habsy Negara Kandangan Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan,dari catatan catatan yang ada penulis belum menemukan kapan beliau lahir, yang pasti beliau lahir dikota para wali, kota yang penuh berkah ALLAH SWT, kotanya ilmu dan banyak lagi keutamaan keutamaan daerah ini,beliau lahir dikota seiwun Hadral Maut dan ber marga Al-Habsy salah satu marga marga keturunan Rasulullah yang tersebar dialam ini, terlahir dari keluarga yang mulia dengan keberlimpahan ilmu dari ayah bernama Habib Umar Al-Habsy membuat beliau sangat mencintai ilmu,selain dengan belajar kepada ayah beliau sendiri,salah satu guru beliau adalah Yang Mulia Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy pengarang kitab Maulid Simthud Durar (semoga rahmat ALLAH selalu tercurah buat beliau dan seluruh keturunan beliau yang mulia) 
selain dengan Al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsy beliau jua menimba ilmu dengan :
1. Al-Habib Ahmad bin Muhsin Al-Ahdhar
2. Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Manshur
3. Al-Habib Hasan bin Ahmad Al-'Aydrus
4. Al-Habib Ali bin Salim bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Al-Habib Ibrahim sendiri hapal Al-Qur'an dan lebih dari 12000 matan hadist, kedatangan beliau ke Indonesia sendiri adalah melaksanakan tugas yang diberikan gurunya yaitu Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy shohibul maulid yang mempunyai banyak murid yang tersebar disluruh dunia,dan beliau datang ke Indonesia bersama 3 orang murid Habib Ali lainnya,selin itu beliau pergi ke Indonesia bersama anak tercinta yang bernama habib Muhammad Al-Habsy dan meninggalkan seorang saudara di Hadralmaut bernama Habib Musa bin Umar Al-Habsy,ketika pertama kali menginjakkan kaki pertama kali adalah di Ampel Surabaya kemudian beliau menetap di Banjarmasin dan Martapura dan terakhir menetap di Negara hingga akhir hayat beliau,tempat beliau mengajarkan ilmu adalah mesjid untuk itu beliau menyumbangan sebagian hartanya untuk pembangunan mesjid tersebut,pelajaran yang beliau sampaikan adalah pelajaran Tasawuf,Al-Adzkar karya Imam Nawawi,Syarah Ibnu Qasim dan Mukhtashar Al-hadhramiyyah.
ada kejadian yang sangat mengherankan ketika tengah melaksanakan pembangunan mesjid ,pada awalnya mesjid jami' yang kini berada didesa Sungai Mandala dibangun didesa Tambak Bitin,satu desa yang terletak diseberang Sungai Mandala, pada suatu ketika terjadi angin ribut yang terjadi selama 3 hari 3 malam,angin ribut tersebut menerbangkan puncak mesjid Jami' yang terletak didesa Tambak Bitin ke desa Sungai Mandala,kemudian puncak mesjid tersebut dikembalikan ke desa Tambak Bitin,namun ketika dikembalikan ketempatnya semula terjadi lagi angin ribut yang menerbangkan puncak mesjid itu dan hal tersebut berlangsung selama 3 kali,dengan adanya kejadian tersebut akhirnya Habib Ibrahim Al-habsy bersama masyarakat setempat sepakat untuk memindahkan pembanguan mesjid didesa Sungai Mandala.
Untuk pembangunan Mesjid tersebut diperlukan kayu besar dan tinggi,oleh masyarakat bersama sama mencari kayu tersebut namun sekian lama kayu yang diperlukan belum juga ditemukan akhirnya mereka melaporkan hal tersebut kepada Habib Ibrahim Al-Habsy,setelah mendapatkan laporan masyarakat tersebut akhirnya beliau melaksanakan sholat sunat dua raka'at,setelah beliau selesai sholat beliau memberitahukan masyarakat bahwa besok hari pada jam 11 akan tiba empat kayu besar dan tinggi,memang benar apa yang dikatakan beliau pada keesokan harinya tepat jam 11 siang terlihat empat batang kayu yang besar dan tinggi hanyut mengapung disungai mandala,untuk menaikkan kayu yang besar dan panjang tersebut tidak ada seorang pun yang sanggup,maka dengan diikatkan tali oleh Habib Ibrahim dan dengan bertawakkal kepada ALLAH  kayu tersebut naik kedarat dengan tangan beliau sendiri.
Kejadian lain yang sangat mengherankan adalah ketika akan mendirikan tiang guru mesjid yang besar dan panjang tersebut,beliau meminta agar disediakan kayu gaharu atau cendana untuk ditaburkan diperapian namun ketika itu tak seorangpun mempunyainya,kemudian beliau mengumpulkan sisa potongan kayu kayu kecil dan dimasukkan diperapian,subhanallah...dari perapian tersebut keluar bau harum kayu gaharu dan kemudian dengan tangan beliau sendiri membetulkan letak tiang mesjid tersebut.
Untuk pembangunan mesjid itu diperlukan biaya yang tidak sedikit,beliau bersama masyarakat kemudian memohon sumbangan dari rumah kerumah,beberapa anggota masyarakat yang tidak berpunya juga didatangi beliau dan dengan jujur mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya uang ,namun dengan tersenyum Habib mengatakan bahwa uangnya ada ditempat anu,dan setelah diperiksa tempat yang ditunjukkan oleh beliau ternyata disana memang ada uang,dan uang tersebut langsung diserahkan semuanya untuk pembangunan mesjid,demikianlah beberapa usaha Habib untuk membangun mesjid tempat penyebaran ajaran agama Islam.
Pernah suatu ketika beliau pergi ke Banjarmasin dan kendaraan yang beliau tumpangi mogok dijalan karena kehabisan bahan bakar,oleh beliau diperintahkan untuk mengisi bahan bakar tersebut dengan air..anehnya kendaraan tersebut dapat melanjutkan perjalanan sampai ketujuan,lain waktu beliau menyuguhkan tamunya dengan teko kecil padahal waktu itu tamunya banyak sekali tapi anehnya lagi dari teko kecil tersebut keluar air yang banyak sekali dan mencukupi semua tamu.
Menjelang kembalinya beliau ke pangkuan Ilahi beliau pulang ke Hadral Maut dengan keinginan menghabiskan usia dan ber makam disana,namun sesampainya beliau disana ternyata tanpa sengaja beliau membawa pena milik panitia pembangunan mesjid ,demi mengetahui bahwa beliau tanpa sengaja membawa pena milik orang lain beliau kemudian kembali ke Negara untuk mengembalikan pena milik panitia mesjid tersebut (subhanallah beginilah sifat sifat para Aulia ALLAH)
Dengan kedatangan beliau inilah merupakan terakhir kali masyarakat bertemu beliau,karena beliau ber pulang ke rahmatullah pada hari jum'ad tanggal 14 syafar 1354 H,sebelum sholat jum'ad dilaksanakan beliau memberikan tugas kepada orang orang tertentu untuk memandikan beliau,tidak lama setelah sholat jum'ad beliau berpulang ke rahmatullah seperti yang telah beliau sampaikan kepada keluarga beliau.
Allahu Akbar ....mudah mudahan kita semua dikumpulkan dengan beliau juriat yang mulia dari Nabi yang Mulia yang kita cinta Nabi Muhammad Rasulullah SAW dan mudah mudahan keluarga beliau selalu dalam limpahan rahmat ALLAH sampai akhir jaman,akhirul kalam salah khilaf al faqir mohon maaf ampun sebesar besarnya wassalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

~ Datu Datu Terkenal
~ Manakib Habib Ibrahim Al-Habsy Negara

Tulisan diambil dari Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Rabu, 10 Agustus 2011

Riwayat Datu Daha Nagara

Sebetulnya untuk penulisan riwayat para waliyullah kali ini saya banyak pertimbangan yang mana yang harus didahulukan penulisannya,ada banyak riwayat yang bersamaan,atas beberapa pertimbangan akhirnya saya putuskan untuk menulis riwayat tentang seorang ulama dari Nagara Hulu Sungai Selatan Kandangan,nama beliau adalah Syekh Muhammad Thaher bin Haji Syahbuddin atau sering dipanggil orang Datu Daha,satu riwayat mengatakan bahwa beliau adalah salah satu murid dari Syekh Muhammad Thaib atau kerap dipanggil Datu Taniran yang bergelar Haji Sa'duddin bin haji Muhammad As'ad bin Puan Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.yang ini masih dalam pemikiran penulis ,disatu riwayat bahkan ini sangat terkenal bahwa beliau sempat bertemu dengan Datu Sanggul,sedang Datu Sanggul ini kehidupannya malam lebih dulu dari Syekh Muhammad Arsyad yang merupakan Datuk dari Datu Taniran yang merupakan guru Datu Daha...wallahu a'lam bissowab...yang mana yang benar riwayat ini...tapi tidak ada yang tidak mungkin kalau sudah mencakup masalah kewalian,
Pada pertengahan abad ke 18 pelabuhan yang terbesar dinusantara berada diBanjarmasin (Borneo),bersamaan pada saat kebesaran kerajaan Banjar,ada yang menyebutnya Bandar Masih ada pula yang menyebutnya Bandar Asin,banyak para saudagar Nusantara yang singgah kesana ada dari pulau jawa,sulawesi,sumatra bahkan sampai negara lain seperti Malaysia,Cina,India dan orang Arab dari hadrol Maut,mereka singgah untuk berdagang dipelabuhan Banjar,pada masa itu terdapat kota kota pelabuhan sungai seperti Muara Bahan (Marabahan),Muara Muning (Rantau) Daha (nagara HSS),dan Amuntai.
pada masa itu setiap orang yang akan menunaikan ibadah haji ke Mekkah Al-Mukarramah hanya bisa lewat laut,yang mana biasanya orang ikut kapal dagang.Alkisah tersebutlah seorang Datu dari Daha (Nagara Dipa) yang bernama Muhammad Thaher bin H.Syahbuddin,yang ingin menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci,bersama rombongan beliau berangkat melalui pelabuhan Nagara dengan kapal kecil,kemudian ikut kapal dagang yang besar melalui pelabuhan Bandar Masih,setelah berpindah pindah dari kapal orang jawa sampai kekapal yang lebih besar milik orang Arab hadrol Maut untuk menuju pelabuhan Jeddah,pejalanannya itu sendiri memakan waktu sampai 6 bulan perjalanan,ditengah perjalanan menuju pelabuhan Jeddah ini ditengah lautan konon tiba tiba kapal berhenti mendadak tanpa ada penyebabnya,tidak ada batu karang yang menghalangi atau menabrak kumpulan lumpur,kebingungan Kapten kapal dan penumpang pun semakin menjadi jadi karena gelombang besar menerjang kapal dan mengakibatkan air banyak masuk kekapal,ditengah kebingungan ini akhirnya Kapten kapal meminta ahli nujum pendapat bagaimana cara mengatasi masalah tersebut,setelah merenung beberapa saat akhirnya ahli nujum ini mengatakan kalau mereka ingin keluar dari masalah itu mereka harus mengeluarkan salah satu penumpang yang bernama Muhammad Thaher orang dari Daha,akhirnya dengan berat hati untuk menyelamatkan penumpang yang lainnya terpaksa hal tersebut diucapkannya dihadapan penumpang lainnya dan memanggil Datu Daha,akhirnya dengan peralatan seadanya Datu Daha dikeluarkan dari kapal tersebut,ditengah gelombang besar dan angin ribut tidak ada yang bisa dilakukan oleh datu Daha selain berserah diri memohon pertolongan kepada ALLAH SWT,setelah sekian lama dihempaskan gelombang akhirnya beliau tidak sadarkan diri,pada saat itu ALLAH berkehendak lain,angin kencang menghempaskan tubuh beliau kepinggir pantai,tidak berapa lama beliau siuman kembali,menyadari dirinya selamat dan sudah berada dipinggir pantai maka ia langsung mengucap puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang masih memberikannya kesempatan untuk hidup didunia ini,dengan kekuatan yang masih tersisa akhirnya beliau bangkit dan berjalan menyisir pantai,dari kejauhan beliau melihat secercah cahaya terang dari sebuah tempat ,mungkin sebuah perkampungan pikir beliau,disepanjang jalan banyak terlihat makam makam yang terpelihara dengan rapi,dengan kepenatan dan kelelahan akhirnya beliau melihat orang tua,kemudian beliau mengucapkan salam dan dijawab orang tua tersebut dengan salam pula,dengan isyarat orang tua tersebut meminta Datu Daha mengikutinya dan membawa Datu Daha kesebuah rumah,setelah beristirahat sebentar akhirnya Datu Daha menceritakan seluruh pengalamannya dari awal sampai akhir dan menceritakan tujuannya untuk menunaikan ibadah haji,orang tua itu dengan serius mendengarkan cerita Datu daha,kemudian Datu Daha menanyakan perihal kampung tersebut yang terlihat hanya rumah orang tua tersebut dan kuburan kuburan,orang tua tersebut menjelaskan bahwa memang dikampung itu tidak ada perumahan an dia hidup sendiri sedangkan kuburan kuburan yang dilihatnya disepanjang jalan adalah kuburan orang orang yang tenggelam dilaut yang dikuburkannya disini,mendengar hal tersebut Datu Daha sangat gembira sekali dan yakin orang tua tersebut adalah Nabi Khaidir AS,lalu beliau bertanya 
"Apakah sampeyan yang bernama Nabi Khaidir??....."benar!!..sayalah Nabi Khaidir" jawab orang tua tersebut....
"Alhamdulillah dengan ijin dan rahmat ALLAH  telah memberikan anugerah NYA sehingga mempertemukan ulun (bahasa halus untuk saya (banjar))dengan sampeyan, setelah mengucapkan kata kata tersebut Datu Daha langsung memeluk dan mencium Nabi Khaidir AS,setelah itu dengan suara rendah penuh permohonan dan sikap hormat beliau memohon kepaa Nabi Khaidir untuk menolongnya supaya tercapat niatnya menunaikan ibadah haji,dengan suara penuh wibawa  Nabi Khaidir berkata "Insya ALLAh,dengan ijin ALLAH niat kamu untuk beribadah haji akan terkabul,tetapi kamu harus bermalam disini dulu selama 3 hari 3 malam untuk menungggu jum'ad tiba,karna pada hari itu akan datang seorang Wali Alllah saudaraku dari  tanah borneo yang tiap hari jum'ad selalu singgah kesini ,dia biasanya sholat jum'ad di Mesjidil Haram makkah,nanti kamu ikut dengannya"   mendengar keterangan Nabi Khaidir makin bertambah kegembiraan Datu Daha,karena selain akan tercapai hajatnya menunaikan ibadah haji,beliau juga akan bertemu dengan seorang wali dari negerinya sendiri yang bernama Syekh Abdus Samad (Datu Sanggul),meskipun Datu Daha cuma bermalam selama 3 hari,namun waktu yang singkat tersebut tidak beliau sia sia kan untuk menuntut bermacam macam ilmu dengan Nabi Khaidir AS,ketika malam jum'ad tiba Datu Daha melaksanakan ibadah semalam suntuk,sampai sampai iya tidak tahu lagi berapa rakaat sholat sunat yang dikerjakannya dan berapa zikir dan sholawat yang telah dibacanya,hingga tak terasa waktu subuh telah sampai,setelah sholat subuh disambung dengan wiridan hingga terbit matahari disambung lagi dengan sholat sunat Isyrak kemudian wiridan lagi sampai tiba sholat dhuha,setelah sholat dhuha dan berdoa,tiba tiba muncul dihadapan beliau seorang tua yang raut wajahnya penuh wibawa dan berpakaian sederhana,melihat ada orang dihadapannya Datu Daha langsung memeluk tubuh orang tua tersebut dan mencium kedua tangannya yang mulia,hal tersebut dilakukannya karena ada firasat yang kuat dari batinya bahwa orang tua tersebut adalah Datu Sanggul,orang yang ditunggu tunggunya dari borneo yang dikatakan oleh Nabi Khaidir sebagai Wali Allah yang akan singgah sebentar untuk menemui Nabi Khaidir kemudian melanjutkan perjalanan nya untuk sholat jum'ad di Masjidil Haram makkah atau di Masjid Nabawi Madinah Al-Munawwarah,Datu Sanggul mengucapkan salam kepada Nabi Khaidir yang kemudian dijawab oleh Nabi Khaidir dan Datu Daha,kemudian mereka saling mencium seperti layaknya cara bersalaman orang arab selanjutnya mereka saling mendoa kan.
kemudian Nabi Khaidir menceritakan tentang Datu Daha kepada Datu Sanggul dari awal sampai akhir dan meminta kepada Datu Sanggul untuk membawa Datu Daha menunaikan ibadah haji,Datu Sanggul mengangguk sambil berkata kepada Datu daha "baiklah sebelum kamu ikut aku berangkat ke Mekkah sebaiknya kamu mandi sunat dulu dan memakai pakaian ikhram " Datu Daha segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Datu Sanggul,stelah siap siap dan pamit kepada Nabi Khaidir Datu Sanggul kemudian berkata lagi kepada Datu Daha "pegang pinggangku dan pejamkan matamu"
Datu Daha kemudian memegang pinggang Datu Sanggul dan memejamkan matanya,hanya sekejab Datu Sanggul kemudian menyuruh ia membuka matanya kembali,betapa terkejutnya Datu Daha tiba tiba mereka sudah berada ditempat yang datu Daha belum pernah mengetahui,datu Sanggul berkata "sekarang kita sudah sampai di salah satu pintu Masjidil Haram yaitu pintu Babussalam yang mana disunatkan kepada kita apabila masuk Masjidil Haram lewat pintu ini,selanjutnya apabila kamu sudah selesai melaksanakan ibadah haji dan akan pulang kekampung halaman tunggulah aku pada hari jum'ad dipintu sini.."setelah Datu Daha mengucapkan terima kasih kemudian mereka berpisah,Datu Daha kemudian memasuki Masjidil Haram
pada waktu itu musim haji masih satu bulan lagi,orang orang masih belum datang,yang mana digunakan Datu Daha untuk beribadah kepada ALLAH,baru setelah satu bulan mulai berdatanganlah para jamaah haji,pada saat itulah rombongan jamaah haji dari Daha datang,betapa terkejutnya mereka melihat Datu Daha,masing masing mereka meminta maaf kepada beliau karena tidak mampu mencegah waktu Datu Daha akan dilemparkan ketengah lautan,Datu Daha memaklumi dan memaafkan mereka semua kemudian beliau menceritakan pertemuan beliau dengan Nabi Khaidir dan Datu Sanggul wali dari pulau borneo,singkat cerita setelah melaksanakan ibadah haji Datu Daha kemudian menunggu datangnya Datu Sanggul,setelah bertemu dengan bahasa isyarat Datu Sanggul meminta Datu Daha untuk memegang tangannya dan memejamkan matanya seperti dulu,sekejab kemudian mereka sudah berada dipulau borneo,Datu Sanggul mengantarkan Datu Daha sampai ujung kampungnya dan menyuruh Datu Daha untuk berjalan agar para penduduk melihatnya,sebelum mereka berpisah Datu Sanggul berpesan kalau masyarakat bertanya beliau harus menjawab bahwa semua kejadian ini adalah anugrah dari ALLAH SWT,penduduk sangat terkejut dengan kedatangan beliau,karena beliau datang tidak pada saat semestinya,biasanya jamaah haji baru akan datang 2 bulan lagi,banyak yang tidak percaya bahwa Datu Daha telah melaksanakan ibadah haji dan menanyakannya tapi dijawab oleh Datu Daha seperti dipesankan oleh Datu Sanggul,dua bulan telah berlalu kemudian datanglah rombongan jamaah haji dari Daha,penduduk kemudian menanyakan kepada mereka perihal Datu Daha mengerjakan haji apa tidak,kemudian diceritakan oleh mereka dari awal sampai akhir tentang Datu Daha yang memeng betul betul berhaji dan mereka juga mengisahkan pada saat mereka akan pulang mereka mencari Datu Daha untuk bersama sama pulang,tapi mereka tidak menemukan Datu Daha yang tiba tiba saja menghilang seperti ditelan bumi,mendengar kisah itu makin kagumlah masyarakat dengan pengalaman Datu Daha berhaji.
setelah kembali ke Daha beliau segera menyebarkan ilmunya yang diperoleh dari Nabi Khaidir kepada masyarakat luas hingga diberi gelar Surgi Tuan karena ilmunya yang banyak.
suatu ketika negeri Daha dilanda kekeringan panjang hingga sungai sungai menjadi kering,masyarakat banyak meminta Datu Daha untuk memimpin sholat istisqa untuk memohon diturunkan hujan,setelah sholat tersebut aneh nya air keluar dari tanah sangat banyak hingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk saat itu padahal saat itu hujan tidak turun,selain itu salah satu keramat beliau kubah tempat maqam beliau yang terletak didesa Teluk Haur,Nagara disebut orang Kubah Dingin karena suasana disekitar makam Datu Daha yang dingin dan sejuk meskipun diluar sangat panas,tidak tercatat kapan tahun wafatnya beliau,diantara murid murid beliau adalah :
1. Al-Mukarram Tuan Guru Haji Abdurrahman Syarif makam Keramat Bagandi Nagara Kandangan HSS
2. Al-Mukarram Tuan Guru Haji Muhammad Sarasi Nagara Kandangan HSS
selamat sejahtera atas seorang hamba yang baik sejak ia dilahirkan hingga ia wafat dan nanti ketika ia dibangkitkan lagi,mudah mudahan kita semua dikumpulkan dengan junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para juriat beliau dan orang orang sholeh yang kita cintai diakhirat nanti..amiiin ya robbal alamin.kalau ada kekurangan dalam penyampaian riwayat ini alfaqir mohon maaf sebesar besarnya,wabillahi taufik wal hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Sumber diambil dari Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Legenda Datu Magat Harung Tanjung

Seperti yang sudah kita bicarakan beberapa waktu lalu,untuk penambah pengetahuan kita tentang kisah para Datu dan Ulama Kalimantan maka kali ini saya menuliskan kisah tentang seorang Datu dari Kabupaten Tabalong Tanjung,al kisah pada zaman dahulu kala didesa Harung tinggallah seorang Datu yang bernama Magat bersama keluarganya,beliau tinggal bersama istri dan adiknya,istri beliau sangat cantik rupawan bernama Diang Sasar sedangkan adik beliau bernama Diang wangi dan bergelar Diang Dadukun,Datu Magat ini terkenal karena kesaktiannya,kehidupan beliau sehari hari adalah bertani dan beliau sangat ahli dalam pertanian ini dan mempunyai perladangan yang sangat luas.
Pada suatu ketika datu magat mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi keluarganya,betapa tidak adiknya si Diang Wangi hamil tanpa bersuami,Datu sangat gelisah dan marah atas kejadian ini,maka berkatalah ia dengan adiknya si Diang Wangi.
''Kejadian ini sangat memalukan keluarga kita,karena kehamilanmu tanpa suami,katakan !..siapa laki laki yang telah menghamilimu Diang ?..
"aku tidak dapat mengatakan siapa laki laki itu kakak,karena ia datang pada malam hari lalu meniduriku tanpa aku dapat melawan dan setelah selesai ia langsung pergi pada malam itu juga" sahut Diang Wangi.
"aduh...ini sangat memalukan !' kata Datu Magat,ia termenung sambil terus berpikir,akhirnya datu mendapat akal tak lama setelah itu Datu pergi mencari rumpun bamban sebanyak banyaknya,setelah terkumpul rumpun bamban itu beliau bikin menjadi tali yang sangat panjang dan siap digunakan untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya.pada malam berikutnya datanglah laki laki yang sudah menghamili adiknya tersebut dan bermaksud untuk meniduri diang wangi kembali,orang tersebut tidak memakai pakaian kecuali cawat yang terbuat dari kulit kayu,setelah selesai orang tersebut  bergegas meninggalkan kamar Diang wangi tanpa menyadari bahwa dalam kegelapan Diang Wangi telah mengikatkan tali tersebut ke cawat laki laki yang terbuat dari kulit kayu tersebut.
besok harinya Datu magat memeriksa tali yang digunakannya untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya itu dan terlihat bahwa gulungan tali tersebut sudah hampir habis,segera Datu magat mengikuti tali tersebut,setelah keluar rumah tali tersebut menuju pohon yang sangat besar dan berlubang terus masuk kedalam lubang sampai kedalam balambika atau busut jantan cara berjalannya pun berbelok belok sampai akhirnya datu bertemu dengan laki laki tersebut yang sedang tertidur dibawah pohon belimbing.
"kalau kubunuh ia waktu tidur,aku pengecut,bukan laki laki,lebih baik kubangunkan dia,lebih baik sama sama siaga sama sama membuka dada" ujar Datu magat dalam hati,lalu Datu membangunkan orang itu tapi tidak juga mau bangun,akhirnya Datu Magat mendapatkan akal,diikatkannya bulu kaki Datu dan bulu kaki orang itu,setelah dirasa cukup kuat Datu lalu menyentakkan kakinya kuat kuat,karena sentakan itu laki laki itu akhirnya terbangun,begitu dilihat ada Datu Magat dihadapannya ia langsung bersimpuh dan memanggil "oh..kakak."ujarnya,"kamu jangan mudah memanggilku kakak,kamu sudah mencoreng arang dimukaku,membuatku malu,mengapa engkau melakukan perbuatan keji itu sehingga adikku hamil padahal ia belum menjadi istrimu ?"kata Datu Magat dengan marahnya.
"aku wahai kakak ku banyak banyak minta ampun,aku menyesal,seandainya sekarang kakak mau membunuhku aku tidak akan melawan "jawab laki laki itu.
melihat hal yang demikian Datu Magat akhirnya tak sampai hati membunuh laki laki itu karena ia sudah terus terang mengakui kesalahannya dan bersedia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,"ulun (saya bahasa banjar) berjanji akan membantu dan membalas budi kakak apabila dikemudian hari kakak memerlukan pertolongan ulun,maka panggillah nama ulun" katanya.setelah kejadian itu maka dikawinkanlah Diang Wangi dan laki laki itu,selanjutnya suasana tenang dan damai meliputi keluarga Datu Magat.
Putus cerita Datu Magat tersebutlah cerita sebuah kerajaan yang terletak dikampung Paramain sekarang,nama rajanya adalah Lambu Garang dan istrinya bernama Singkap Siang,Raja Lambu Garang ini sangat terkenal karena ka zhalimannya dan sangat kejam,segala hasil pertanian harus dibagi dua walaupun tanah garapannya milik petani itu sendiri.
pada suatu hari Raja Lambu Garang berburu bersama para pengawalnya,sampai dihutan ia berputar utar mencari binatang buruan,namun saking asiknya tanpa ia sadari ia tersesat sampai kekebun Datu Magat,didalam kebun Datu Magat ini tumbuh bermacam macam pohon buah buahan,ada pohon durian,cempedak,rambutan,langsat(duku)dan buah buahan lain (disebut kebun buah Harung),dan dikebun inilah dia bertemu dengan istri Datu Magat yang berparas cantik tiada bandingnya,alhasil akhirnya Raja Lambu garang langsung jatuh hati,meski ia sudah mempunyai lebih dari 40 orang istri dan banyak lagi gundik,namun Lambu Garang tidak berani mengambil secara terang terangan,akhirnya dicarinya akal ,singkat kisah diangkatlah Datu Magat sebagai Patih Kerajaan,setelah sekian lama Datu Magat diangkat menjadi patih,maka makin dekatlah hubungan keduanya dan raja sudah berkenalan dengan keluarga Datu,karena kedekatan mereka maka raja beranggapan sudah saatnya untuk mengambil isteri Datu magat yang bernama Diang Sasar,oleh karena itu raja memerintahkan diadakan keramaian.seluruh rakyat diundang,segala macam permainan diadakan ,pestanya berlangsung meriah sekali,ditengah keramaian itulah raja mengatur siasat untuk menjauhkan Datu Magat dari isterinya si Diang Sasa,raja kemudian mengatakan dengan Datu bahwa ia sangat menginginkan meminum madu dan mengajak datu untuk mencari madu lebah dihutan.setibanya dihutan akhirnya mereka menemukan sarang lebah diatas pohon kusi yang sangat besar,orang tidak akan dapat menaiki kecuali dengan lantak (sejenis tangga)karena besar dan tingginya pohon tersebut.dengan cekatan Datu Magat menaiki pohon kusi  dengan menggunakan lantak untuk mengumpulkan sarang lebah tersebut,namun ketika Datu Magat berada diatas pohon itu saat itu lah raja menjalankan muslihatnya dengan memotong lantak tersebut padahal hanya dengan lantak itulah Datu Magat bisa naik dan menuruni pohon itu,dengan memotong lantak itu raja berharap Datu Magat tidak akan dapat turun dan mati kelaparan diatas pohon itu,sekian lama Datu Magat termenung diatas pohon kusi,tiba tiba Datu teringat pesan adik iparnya kalau dalam kesulitan untuk memanggil dirinya,dalam sekali panggil datanglah iparnya itu dan membantu Datu Magat menuruni pohon besar dan tinggi tersebut.
"ini penghianatan raja kepada kakanda dan raja menghendaki kematian kakanda "ujar iparnya tersebut,kemudian mereka berdua berjalan memasuki sebuah hutan yang bernama hutan Balabar,didalam hutan ini iparnya meminta Datu Magat untuk mengambil buah limpasu sebanyak 3 biji dan menyuruhnya menyimpan didalam kantong celananya,iparnya berpesan apabila sudah tiba ditempat keramaian agar melempar buah limpasu itu dan apabila terdengar bunyi ledakan agarsegera menjauhi tempat itu karena tempat itu telah dihancurkan,ketika tiba ditempat keramaian itu datu Magat segera melemparkan buah limpasu tersebut,lemparan pertama dan kedua tidak menimbulkan ledakan,baru pada lemparan ketiga terdengarlah ledakan yang sanagat dan mengoncang bumi,Datu Magat segera pergi dari tempat itu karena kerajaan beserta seluruh penghuni termasuk isteri Datu Magat si Diang Sasar telah tewas,stelah kejadian itu Datu Magat berpisah dengan adik iparnya.
Sejak saat itu Datu Magat tinggal bersama adiknya yang tengah mengandung,satu ketika Datu Magat megutarakan keinginannya untuk menikah lagi,setelah disetujui oleh adiknya akhirnya Datu Magat menikah dengan Puteri Raja Kait yang kecatikannya melebihi Diang Sasar,sebelum pergi adik iparnya berpesan apabila istrinya nanti melahirkan supaya diberi nama Arya Tadung Wani,setelah tiba saatnya melahirkan ternyata adik Datu Magat melahirkan seorang anak laki laki dan dilehernya terdapat sisik seperti sisik ular,maka sesuai pesan adik iparnya anak itu diberi nama Arya Tadung Wani (dari Arya Tadung Wani inilah cikal bakal orang Kandangan Hulu Sungai Selatan).
Diakhir hidupnya Datu Magat berpesan kalau beliau meninggal agar dikebumikan di dalam kebun beliau yaitu didalam kebun beliau di kampung Harung,dan sampai sekarang masih terdapat makam Datu Magat dikampung Harung Kabupaten Tabalong Tanjung dan beliau kerap juga disebut orang Datu Harung,wallahu a'lam.
cukup sekian kisah dari alfaqir salah khilaf kalau ada kekurangan mohon di maafkan akhirul qalam assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sumber : Datu Datu Terkenal

Tulisan diambil dari Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Riwayat Datu Gadung Rantau

Salah satu mutiara Rantau Tapin keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah Syekh Salman Alfarisi beliau hidup disekitar tahun 1279 H sampai 1350 H atau 1857-1920 M,beliau merupakan buyut dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, adapun silsilah beliau adalah Syekh Salman Alfarisi bin Qadhi H.Mahmud bin Asiah bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,dilahirkan pada malam rabu 25 syafar 1279 H, terlahir dalam keluarga para wali beliau berlainan dengan para pemuda pada saat itu yang menuntut ilmu ke Dalam Pagar Martapura, beliau belajar berbagai macam ilmu agama dengan orang tuanya yaitu Qadhi H.Mahmud yang memang orang tua beliau sangatlah alim dan termasuk Wali Allah juga,jadi sedari kecil kehidupan beliau selalu berlimpahan ilmu ilmu dari orang tua dan keluarganya,melihat kemampuan beliau inilah makanya pada umur 15 tahun beliau dikirim ke tanah suci Makkah untuk memperdalam ilmu ilmu yang sudah diberikan orang tua beliau,diriwayatkan saking kerasnya minat beliau menuntut ilmu dan belajar pada waktu malam beliau disediakan oleh orang tuanya bantal dari batuk kelapa ,agar supaya ketika terlelap kepalanya jatuh dan akan bangun untuk belajar,di Tanah Suci beliau belajar dengan seorang ulama dari Maghribi yang namanya tidak terkenal dibidang ilmu Falak atau ilmu Astronomi,di Tanah Suci Makkah beliau pernah menikah dengan seorang wanita dari andalas atau sumatera dan dikarunia i anak yang bernama Malik.
Sekembalinya beliau dari Tanah Suci beliau berdakwah dan tinggal dikampungnya yaitu didesa Gadung kecamatan Bakarangan Rantau Kabupaten Tapin,beliau mengajarkan kitab kitab karya Datuk beliau yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan dari keturunan beliaulah yaitu tuan Guru H.Muhammad ini guru kita yang kita cintai Syekh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari atau Guru Sekumpul (mudah mudahan rahmat ALLAH selalu tercurah buat keluarga beliau dan mudah mudahan kita dikumpulkan dengan beliau diakhirat nanti) belajar mas'alah Nur Muhammad,jadi Tuan Guru H.Muhammad ini adalah Guru dari Guru kita Guru sekumpul,salah satu buah karya beliau dalam bidang Astronomi dan masih dipakai sampai sekarang adalah tentang Kalender Pertanian,hal itu dimungkinkan karena beliau pernah belajar masalah Ilmu Falak atau Astronomi.
ada beberapa riwayat yang menceritakan tentang kejadian yang diluar adat kebiasaan manuasia biasa,pada suatu hari beliau kedatangan keponakan beliau dari Marabahan,keponakan beliau tadi memakai cincin bertahta kan intan berlian yang mahal,ketika beliau melihat cincin tersebut beliau langsung meminjamnya,kemudian cincin tersebut beliau buang kesungai dan beliau katakan bahwa cincin tersebut jelek tetapi anehnya pada saat keponakannya tersebut melaksanakan sholat,dia sangat terkejut pada saat wirid setelah sholat tiba tiba cincin tersebut sudah ada didalam rangkaian tasbihnya.
waktu yang lain pada saat beliau mengajar murid muridnya tiba tiba datang seekor burung yang hinggap diserambi rumah beliau sambil berkicau lama sekali,ternyata burung tersbut menceritakan tentang keluarga beliau yang baru saja wafat dimartapura dan kicauan burung tersebut beliau ceritakan dengan murid muridnya.
pernah juga suatu waktu beliau bepergian dengan muridnya memenuhi hajat seseorang ,ketika beliau pergi hujan turun dengan lebatnya,beliau lalu membuka payung yang sering beliau pakai anehnya murid beliau yang berjalan disamping beliau tidak basah oleh air hujan padahal murid beliau tidak memakai payung.
pernah suatu hari banyak tamu yang berkunjung kerumah beliau,sedangkan pada saat itu dirumah tidak ada persediaan lauk pauk,kemudian beliau memasang perangkap ikan dibawah tempat tidurnya ketika diangkat masyaallah perangkap tersebut penuh dengan ikan.
Disaat air sungai Gadung sedang meluap dan membawa kayu besar dan kecil yang hanyut disungai tersebut,ketika itu ada sebatang kayu yang sangat besar yang menghalangi ditengah tengah sungai,jika dibiarkan kayu tersebut bisa membahayakan orang,telah diusahakan oleh orang banyak untuk menyingkirkan kayu tersebut tapi tidak berhasil,akhirnya datanglah beliau dan hanya dengan mencungkilkan ujung payung beliau akhirnya dapat memindahkan kayu tersebut,pernah juga beliau pada suatu hari duduk duduk dipelabuhan sungai Gadung ternyata beliau sedang menunggu keluarga beliau yang akan berkunjung padahal keluarga beliau tidak pernah memberitahukan kedatangannya ...wallahu a'lam segala sesuatu bisa terjadi bagi orang orang yang sudah mencapai maqam kewalian.
sebelum beliau wafat beliau sudah mengetahui saat kewafatannya,beliau wafat tanggal 9 Dzulhijah 1350 H dan dimakamkan di desa Gadung Rantau,dan ketika dikebumikan didaerah sekelililng makam beliau digenangi air namun ketika liang lahat untuk beliau digali tenyata tempat tersebut tidak dibasahi air.
alhamdulillah alfaqir pernah berkunjung kemakam beliau di Gadung dan sempat juga ziarah kemakam Alm Tuan Guru H.Muhammad bahkan sempat bertamu kerumah beliau ketika beliau masih hidup,cucu beliau adalah Muhammad nor yang terkenal sebagai wali juga tapi sudah wafat beberapa tahun yang lalu dan alhamdulillah alfaqir sempat juga bertemu dengan beliau,banyak lagi keturunan beliau yang masih ada di Gadung rantau.
kalau ada kekurangan dalam penulisan riwayat ini alfaqir minta maaf ampun ridha sebesar besarnya,akhirul kalam assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Riwayat Datu Landak

Datu Landak yang nama asli beliau adalah Syekh Muhammad Afif lahir di Desa Dalam Pagar Martapura Kabupaten Banjar Kalsel, silsilah beliau adalah Syeikh Muhammad Afif bin Anang Mahmud bin Jamaluddin bin Kyai Dipasunda bin Pardi (Pangeran Dipanegoro), sedari kecil beliau diasuh oleh orang tuanya yang berlimpahan dengan ilmu ilmu agama hingga beliau terkenal karena kealimannya dan ketaatannya dalam menjalankan ibadah sesuai agama beliau karena itu ALLAH banyak memberikan beliau karamah dan kesaktian,dalam satu riwayat diberi gelar Datu Landak adalah karena pada waktu berzikir seluruh badan beliau juga ikut berzikir dan segenap bulu bulu dibadan beliau memancarkan cahaya hingga tegak seperti bulu binatang landak.

Pada tahun 1897 masyarakat Martapura ingin mendirikan mesjid Jami' yang kemudian para pengurusnya dipilih masyarakat adalah H.M.Nasir, H.M.Taher (Datu Kaya) dan H.M.Afif (Datu Landak) yang didukung oleh Raden Temenggung Kesuma Yuda dan Mufti H.M.Noor, Datu Landak diberikan kepercayaan untuk mencari kayu ulin atau kayu besi yang nantinya akan dijadikan tiang utama mesjid tersebut,dengan ditemani oleh Khalid, Idrus dan Lotoh berangkatlah mereka kepedalaman Kalimantan tengah,berbagai macam rintangan dapat mereka atasi sampai mereka bertemu dengan masyarakat pedalaman yaitu suku dayak, beliau kemudian meminta izin kepada masyarakat Dayak untuk mengambil kayu ulin yang terdapat didaerah situ,pemimpin adat suku dayak memperbolehkan beliau mengambil kayu ulin tersebut dengan syarat beliau harus mengalahkan mereka,karena kepala suku ini ingin menguji ilmu dan kesaktian beliau, sampai akhirnya beliau berhasil mengalahkan mereka dan mereka mengakuinya, sampai akhirnya mereka bersahabat,akhirnya berkat kesabaran dan kegigihan beliau bersama teman temannya akhirnya mereka menemukan kayu ulin tersebut dan sangat besar,menurut satu riwayat kayu ulin tersebut bukan ditebang seperti biasa tapi cuma dicabut begitu saja dengan tangannya kemudian ditarik beliau dengan kedua belah tangannya sampai kesungai barito, setelah diikat kayu itupun dihanyutkan disungai barito.
Konon bekas geseran batang pohon yang beliau tarik atau seret itu menjadi sungai kecil yang mengeluarkan intan yang sangat banyak sekali,oleh beliau intan intan tersebut dikumpulkan dan ditanam kembali kedalam tanah dan disekelilingnya beliau pagar dengan rumpun bamban, setelah itu beliau bersama teman temannya kembali ke Dalam Pagar Martapura.
Pada hari yang telah disepakati yaitu tepatnya pada hari minggu diputuskan untuk memancangkan atau mendirikan empat tiang utama, namun yang menjadi masalah bagaimana mendirikan keempat tiang guru mesjid yang besar dan panjangnya sama dengan tiang mesjid Sultan Suriansyah Kuin Banjarmasin tersebut, karena pada saat itu belum ada alat canggih seperti sekarang  "tidak usah bingung, biar saya yang akan mengangkatnya '' kata Datu Landak,semua yang hadir jadi terdiam,ingin tahu yang akan diperbuat oleh Datu Landak...Puk..Puk....!!....beliau menepukkan tangan beliau kelantai dan keempat tiang utama kayu ulin yang besar tersebut serentak berdiri dengan sendirinya sesuai yang diinginkan,menyaksikan hal tersebut masyarakat yang hadir pada saat itu serentak mengucapkan " ALLAHU AKBAR"....
Begitulah sekelumit perjalanan seorang Wali Allah, makam beliau terletak disekitar makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Kalampayan.

Kalau ada kekurangan dalam penulisan riwayat ini al faqir minta maaf ampun sebesar besarnya kepada saudara saudaraku semua, wabillahi taufik walhidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber :  Kisah Para Datu Terkenal di Kalimantan

Legenda Datu Nuraya

Tak banyak memang masyarakat yang mengenal Datu Nuraya yang mempunyai nama Syekh abdul Mu'in (sebagian riwayat menyebutkan nama beliau yang sebenarnya adalah Syekh Abdul jabbar) tetapi legenda tentang Datu Nuraya masih tersimpan dengan rapi dalam cerita masyarakat sehari hari khususnya didaerah Tatakan Rantau Kabupaten Tapin.
Siapa sebenarnya Datu Nuraya dan apakah semasa hidupnya dia memang memiliki tubuh yang besar bagai raksasa hingga makamnya mencapai 50 meter lebih ?...itulah misterinya,namun dari cerita cerita yang berkembang disana disebut sebut Datu Nuraya memang memiliki tubuh yang teramat besar,ihwal legenda ini seperti pd kisah terdahulu tentang DATU SUBAN, beliau adalah seorang guru dari sekalian Datu Datu yang ada di Rantau,seorang guru yang miskin harta tapi sangat dalam dan tinggi ilmu tasawufnya serta dikenal sebagai orang yg kasyaf,tinggalnya di munggu tayuh tiwadak gumpa tatakan dekat liang macan.
Pada saat lebaran atau hari raya Datu suban yang pada saat itu bersama para muridnya ketika mereka sedang asyik asyiknya menikmati makanan yang disediakan oleh tuan rumah,tiba tiba datang seorang yang bertubuh sanagat besar,serta merta mereka terkejut dan segera mengambil tombak dan parang untuk menghadang orang besar tsb.
 "assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.."kata orang besar tsb
 "waalaykum salam warahmatullahi wabarakatuh"jawab para datu
lalu Datu suban menerangkan kepada para datu yang hadir bahwa orang yang datang sambi memberi salam Insya Allah akan berniat baik.
 "Maaf siapa saudara yang datang dan dari mana asal saudara serta apa maksud saudara?"tanya Datu Suban,anehnya siraksasa tersebutmenjawab dengan zikir La Ilaaha Illallah,dan zikir tersebut diulang tiap kali Datu suban bertanya sampai 7 kali,kemudian orang tersebut ambruk ketanah,lalu para Datu menghampiri orang itu dan memeriksanya,ternyata orang tsb sudah meninggal dunia,maka serempak para datu mengucapkan innaa lillahi wainna ilahi rajiuun'
     Melihat keadaan tersebut para datu tadi bingung bagaimana memandikannya dan menguburkannya,untuk mengangkat saja jadi masalah,apalagi pada waktu itu kemarau panjang,biasanya tanah sangat keras sedangkan lubang untuk kuburan harus dibuat sangat panjang dan lebar,dan untuk memandikannya diperlukan air yang sangat banyak,konon pada saat para datu kebingungan tiba tiba hujan lebat turun dengan derasnya dan ketika mereka mengangkat tubuh tersebut sangatlah ringannya seperti sehelai kapas,serentak para datu berseru "subhanallah"
 sebelum para datu mewaradunya (membersihkan) mayat itu,datu suban menemukan sebuah selepang (tas) dari dalam pakaiannya,setelah dibuka ternyata didalamnya terdapat sebuah kitab yg sangat terkenal kini dengan nama kitab barencong,para datu berbagi tugas ada yg memandikannya,ada yg mencari batu gunung untuk nisan dan ada yg membikin lubang untuk kuburan tsb,konon lubang yg digali tidak mencukupi untuk mengubur terpaksa orang tsb dilipat hamzah kakinya.
    Tepat 7 hari maarwahi orang besar tsb maka berkumpullah semua datu dirumah Datu Taming Karsa disimpang tiga tandui baruh hariyung yang dinamakan Pamatang Gintungan  Misan Batu ,disanalah Datu suban mulai membuka kitab peninggalan yg didapat dari orang besar tsb dengan mengucap bismillahir rahmanir rahim lalu dibuka kitab tsb oleh datu Suban  lembar demi lembar hingga selesai,ternyata isi kitab tsb mengandung bermacam macam ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat,konon setelah kitab tersebut turun kepada Datu Sanggul kemudian diturunkan lagi kepada saudara angkatnya yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan disimpan keturunan beliau hingga saat ini.
      Atas saran dari Datu Labai Duliman yang ahli falakiah orang besar tsb dinamakan NURAYA,karena orang tersebut datang pada hari raya dan sesuai dengan badannya yg besar dan tinggi seperti RAYA,datu Nuraya bersal dari dua kata NUR dan RAYA ...NUR dalam bahasa arabnya cahaya,sedangkan RAYA artinya luas  jadi NURAYA artinya pembawa cahaya dan sinar serta lmu yg luas seperti Raya,sampai sekarang makam dari Datu Nuraya ramai diziarahi orang karena keanehan dan kekeramatannyadan merupakan makam terpanjang didunia letaknya didaerah Tatakan Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.


Sumber:-Manakib Datu Suban
             -Manakib Datu Sanggul
             -Riwayat Datu Datu Kalimantan Selatan

Tulisan diambil di http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan

Riwayat Datu Suban

Datu suban sering disebut juga datu sya'iban ibnu zakaria zulkifli dgn ibunda bernama maisyarah,beliau hidup dikampung muning tatakan kabupaten tapin rantau kalimantan selatan,beliau semasa hidupnya mempunyai martabat tinggi dan mulia,peramah dan paling disegani yg patut diteladani oleh kita sebagai penerus dan pewaris yg hidup diabad modern ini.
Datu suban adalah guru dari semua datu orang muning,selain ahli ilmu tasawuf,datu suban juga ahli ilmu taguh (kebal),ilmu kabariat,ilmu dapat berjalan diatas air,ilmu maalih rupa,ilmu pandangan jauh,ilmu pengobatan,ilmu kecantikan,ilmu falakiah,ilmu tauhid dan ilmu firasat,dgn ilmu yang dimilikinya banyaklah org yg menuntut ilmu kepada beliau an yg paling terkenal ada 13 orang.
1.Datu Murkat
2.Datu Taming Karsa
3.Datu Niang thalib
4.Datu Karipis
5.Datu Ganun
6.Datu Argih
7.Datu ungku
8.Datu Labai Duliman
9.Datu Harun
10.Datu Arsanaya
11.Datu Rangga
12.Datu Galuh Diang Bulan
13.Datu Sanggul


Diantara ilmu ilmu yg selalu diajarkan dlm setiap kesempatan beliau selau mengajarkan ilmu mengenal diri (ilmu ma'rifat) dgn tarekat memusyahadahkan Nur Muhammad,hal ini tdklah mengherankan karena sebelum datu suban mengajarkan ajaran makrifat melalui tarekat Nur Muhammad ini,seorang ulama banjar yaitu syekh Ahmad Syamsuddin Al-Banjari telah menulis asal kejadian Nur Muhammad itu,yg naskahnya ditemukan oleh seorang orientalis bangsa Belanda R.O.Winested.
Datu suban dikenal sebagai wali Allah beliau memiliki karamah kasyaf yaitu terbukanya tabir rahasia bagi beliau sehingga dapat mengetahui sampai dimana kemampuan murid muridnya dlm menerima ilmu ilmu yg diberikannya,seperti akan menyerahkan kitab pusaka yg kemudian hari dinamakan kitab barencong,kitab tsb beliau serahkan kepada Datu Sanggul (abdussamad),murid terakhir yg belajar kepada beliau,menurut pandangan kasyaf beliau hanya abdussamad lah yg dapat menerima,mengamalkan dan mengajarkannya,karamah beliau yg lain beliau mengetahui ketika akan tiba ajalnya,ketika dari mata beliau keluar sebuah sosok yg rupanya sangat bagus,bercahaya dan berpakaian hijau,ini berarti tujuh hari lagi beliau akan berpindah alam,empat hari kemudian dari tubuh datu suban keluar lagi cahaya berwarna putih amat cemerlang,besarnya sama dgn tubuh beliau dan berbau harum semerbak,ini berarti tiga hari lagi beliau akan meninggalkan dunia fana ini,oleh karena itu beliau segera mengumpulkan semua murid muridnya,setelah semua muridnya berkumpul beliau berkata, "Murid murid yg aku cintai,kalian jangan terkejut dengan panggilan mendadak ini,karena pertemuan kita hanya hari ini saja lagi,nanti malam sekitar jam satu tengah malam aku akan meninggalkan dunia yg fana ini,hal ini sudah tidak bisa ditunda tunda lagi,karena ketentuan ALLAH telah berlaku"
Kemudian beliau membacakan firman ALLAH surat An-Nahal ayat 61 yang berbunyi: "Apabila sudah tiba waktu yang ditentukan maka tidak seorang pun yang dapat mengundurkannya dan juga tidak ada yang dapat mendahulukannya."
mendengar ucapan beliau itu semua yg hadir diam membisu seribu bahasa.
"Nah,waktuku hampir tiba"kata Datu suban memecah kesunyian itu.
"Mari kita berzikir bersama sama untuk mengantarkan kepergianku"kata Datu Suban lagi.
Semua murid dipimpin oleh beliau serentak mengucapkan zikir "Hu Allah...Hu Allah...Hu Allah..."
"Perhatikanlah ..apabila aku turun kurang lebih 40 hasta sampai pada batu berwarna merah sebelah dan hitam sebelah,aku berdiri disana nanti,maka pandanglah aku dengan sebenar benarnya,yang ada ini atau yang tiada nanti,lihatlah akau ada atau tiada,kalau ada masih diriku ini tidak menjadi tiada,berarti ilmu yang kuajarkan kepada kalian belum sejati,tetapi bila aku menjadi tiada berarti ilmu yangkuajarkan kepada kalian adalah ilmu sejati dan sempurna"
Setelah berkata demikian beliau diam,kemudian meletuslah badan Datu Suban dan timbul asap putih,hilang asap putih timbul cahaya (nur) yang memancar mancar sampai keatas ufuk yang tinggi,kemudian lenyap ditelan kemunculn cahaya rembulan.
Semua yang hadir takjub menyaksikan kejadian itu,kemudian terdengar gemuruh ucapan murid murid beliau...Inna lillahi wainna ilaihi raaji'uun.